Peristiwanya terjadi di Gevaudan,
Perancis, pada pertengahan tahun 1700an. Lebih dari 100 penduduk tewas
akibat serangan makhluk misterius yang disebut The Beast of Gevaudan.
Horor yang menimpa para penduduknya itu masih menjadi misteri yang tidak
terpecahkan hingga kini.
Tidak ada yang bisa memastikan
jumlah pasti korban serangan makhluk Gevaudan. Namun Dr. Beaufort yang
pernah meneliti kasus ini menemukan paling tidak ada 210 serangan yang
dihubungkan dengan makhluk ini. Dari antara 210 serangan itu terdapat 49
korban luka. Sedangkan korban tewas mencapai 113 orang. 98 diantaranya
tewas dengan kondisi tubuh termutilasi akibat disantap.
Semuanya bermula pada tanggal 1 Juni 1764
Saat
itu, seorang anak perempuan yang baru berusia 14 tahun keluar untuk
menggembalakan ternaknya ke sebuah padang rumput dekat Gevaudan di
Perancis Selatan. Ia tidak menduga kalau apa yang menimpanya akan
menjadi awal dari sebuah misteri yang berlangsung hingga ratusan tahun
kemudian.
Ketika sedang memperhatikan
ternak-ternaknya, ia melihat ke arah semak-semak yang ada di dekat situ.
Gerakan pada semak itu cukup membangkitkan rasa ingin tahunya. Ia tidak
perlu menunggu lama, sesaat kemudian, seekor hewan besar seperti anjing
keluar dari semak-semak itu dan segera berlari ke arahnya. Walaupun
hewan ini memiliki rupa seperti anjing, tubuhnya sangat besar, bahkan
hampir menyamai besar seekor kerbau.
Ketika hewan ini hendak
menerkamnya, anak perempuan itu menggunakan tongkatnya untuk memukulnya.
Namun tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan monster bertubuh besar
itu. Untungnya, saat itu ia membawa beberapa ekor anjing untuk keperluan
perlindungan. Anjing-anjing ini bereaksi ketika melihat makhluk itu dan
segera menyerangnya. Makhluk itu masih berusaha mendekati anak
perempuan itu sebelum akhirnya mundur dan menghilang di kejauhan.

Patung yang didirikan di Gevaudan, Untuk memperingati peristiwa penyerangan pertama.
Tidak ada yang pernah melihat
makhluk ini sebelumnya. Namun setelah peristiwa di padang rumput itu, ia
mulai sering muncul dan menebar teror yang memakan korban jiwa lebih
dari 100 orang. Pada tanggal 30 Juni tahun yang sama, monster itu
meminta korban pertamanya. Jeanne Boulet yang juga berusia 14 tahun
ditemukan tewas dekat desa Les Hubacs, tidak jauh dari Gevaudan. Anak
perempuan malang ini ditemukan dengan dada yang robek dan jantung yang
berceceran.
Harian Paris Gazzete yang terbit pada bulan Juni 1764 memuat deskripsi saksi mata yang sempat melihat makhluk itu :
"Makhluk itu lebih tinggi dari serigala pada umumnya. Telapak kakinya dilengkapi dengan kuku. Warna bulunya kemerahan, kepalanya besar sedangkan mulutnya yang dipenuhi gigi-gigi tajam sangat mirip dengan anjing Greyhound."
"Telinganya kecil dan lurus, dadanya lebar berwarna abu-abu sedangkan punggungnya memiliki alur berwarna hitam."
Makhluk
itu juga disebut mengeluarkan bau yang tidak sedap. Deskripsi ini tidak
sesuai dengan hewan apapun yang dikenal pada saat itu. Dalam banyak
kesempatan, makhluk itu muncul dan menyerang para penduduk. Pada bulan
September 1764, korban tewas akibat serangannya telah mencapai satu
korban setiap minggu. Setiap korban tewas dengan kondisi mayat yang
mengenaskan, umumnya dengan leher robek dan tubuh termutilasi. Pada
banyak korban, terlihat jelas tanda bekas disantap. Pada bulan Oktober,
kematian terus berlanjut dengan ditemukannya mayat-mayat yang kebanyakan
wanita dan anak-anak di berbagai tempat di desa.

Pada saat itu, berita mengenai makhluk
ini telah menyebar luas ke seluruh Perancis. Penduduk desa di sekitar
Gevaudan mengalami ketakutan yang luar biasa. Pintu-pintu rumah dikunci
dan para penduduk mengurangi aktivitas di luar rumah. Mereka yang
terpaksa keluar rumah akan membawa teman dan senjata untuk melindungi
diri. Sebenarnya ada alasan lain mengapa para penduduk desa dicekam
ketakutan, yaitu beredarnya rumor yang menyebutkan kalau makhluk buas
itu sebenarnya adalah seekor Loup Garou atau Manusia Serigala
(Werewolf).
Rumor ini berkembang karena
dalam beberapa kesempatan makhluk itu terlihat tidak terpengaruh oleh
tembakan peluru yang dilepaskan. Salah seorang petani bahkan berhasil
menusuknya dengan pisau. Tetapi makhluk itu tidak terluka sama sekali.
Kenyataan ini membuat para penduduk percaya kalau mereka sedang
berurusan dengan makhluk supranatural. Pada Januari 1765, terjadi sebuah
peristiwa yang akhirnya membuat raja Perancis ikut turun tangan.
Saat itu, Jacques Portefaix dan
enam orang temannya berjumpa dengan makhluk itu. Namun dengan tetap
berkelompok, mereka berhasil melawan dan menghalaunya. Perlawanan yang
dilakukan oleh Jacques dan teman-temannya segera menarik perhatian raja
Louis XV yang kemudian menghadiahi Jacques dengan 300 livre dan 300
livre lainnya untuk teman-temannya.
Bukan itu saja, raja juga
memutuskan untuk mengirim pemburu serigala profesional bernama Jean
Charles Marc Antoine Vaumesle d'Enneval dan putranya Jean Francois untuk
mencari dan membunuh monster itu. Selain dua orang itu, paling tidak,
ada sekitar dua ribu orang lainnya yang turut memburu makhluk ini.
Pada tanggal 17 Februari 1765,
d'Enneval dan Francois tiba di Clermont Ferrand. Mereka membawa delapan
ekor anjing pemburu yang telah berpengalaman. Namun kedua pemburu ini
malah menghabiskan waktu selama berbulan-bulan untuk memburu dan
menembak mati serigala-serigala karena mereka percaya kalau hewan-hewan
inilah yang telah bertanggung jawab atas serangan-serangan berdarah
tersebut.
Korban jiwa terus berjatuhan.
Pada
bulan Juni 1765, kesabaran raja mulai habis. Ia mengganti dua pemburu
tersebut dengan Francois Antoine yang sebelumnya bertugas sebagai
pembawa senjata raja. Pada tanggal 21 September 1765, Antoine berhasil
membunuh seekor serigala besar yang memiliki tinggi 80 cm dengan panjang
hingga 1,7 meter. Serigala ini dijuluki Le Loup de Chazes.

Ilustrasi : Serigala yang ditangkap oleh Antoine
Mengenai hewan ini, Antoine berkata :
"Kami belum pernah melihat serigala dengan ukuran tubuh sebesar ini. Karena itu kami menyimpulkan kalau makhluk ini adalah makhluk yang yang telah melakukan serangan-serangan terhadap penduduk desa."
Bangkai serigala
itu dibawa ke Versailles. Antoine dielu-elukan sebagai pahlawan dan
menerima banyak uang sebagai hadiah. Namun serangan berdarah ternyata
belum berakhir. Ini mengindikasikan kalau Antoine telah membunuh monster
yang salah!
Pada tanggal 2 Desember 1765,
makhluk itu terlihat di La Besseyre Saint Mary dan menyerang dua orang
anak. Pada bulan-bulan berikutnya korban terus berjatuhan. Pada tahun
1767 serangan-serangan tersebut tiba-tiba saja berhenti dan banyak yang
percaya kalau Beast of Gevaudan telah mati.
Sayangnya kisah ini berakhir dengan abu-abu
Para
sejarawan memiliki banyak teori yang berbeda mengenai berakhirnya
serangan itu. Namun legenda yang paling populer menyebutkan kalau
monster itu dibunuh oleh seorang penduduk lokal bernama Jean Chastel
pada tanggal 19 Juni 1767. Menurut cerita, suatu hari, Chastel yang saat
itu ikut memburu makhluk itu bersama rekan-rekannya lainnya, duduk di
sebuah tempat dan memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan mengenai seluruh
masalah ini.
Setelah itu ia mengeluarkan
Alkitabnya dan mulai membaca. Baru saja ia membaca beberapa paragraf,
tiba-tiba Beast of Gevaudan muncul di hadapannya. Chastel segera
membidikkan senapannya dan membunuh makhluk itu. Legenda Chastel
kemudian diambil oleh banyak penulis dan dimodifikasi sehingga lebih
berbau dongeng ketimbang fakta.
Misalnya, salah seorang penulis
menceritakan kalau Beast of Gevaudan sesungguhnya adalah benar-benar
seekor werewolf dan Chastel sendiri adalah ayahnya. Karena itulah ia
berhasil membunuhnya dan mengubur bangkainya di suatu tempat. Penulis
lain menyebutkan kalau Chastel bisa membunuhnya karena menggunakan
peluru perak. Jadi kita mendapatkan sebuah kisah yang bercampur aduk
antara fakta dengan imajinasi.
Lalu pertanyaannya adalah, makhluk apakah Beast of Gevaudan itu sebenarnya?
Mengenai
identitasnya, ada berbagai pendapat yang dikemukakan. Teori yang paling
populer adalah teori werewolf atau manusia serigala. Seperti yang sudah
disinggung di atas, anggapan ini muncul karena kemampuannya yang kebal
peluru atau tusukan. Selain itu, ukuran tubuhnya yang luar biasa tidak
cocok dengan karakteristik hewan manapun. Tetapi teori ini tidak
memiliki bukti yang memadai untuk mengkonfirmasinya. Richard H.Thompson,
penulis buku "Wolf hunting in France in the reign of Louis XV: The
beast of Gevaudan", percaya kalau makhluk itu sesungguhnya adalah
sejenis serigala besar.
Walaupun serigala liar cenderung
menghindari manusia, namun beberapa ahli beranggapan kalau serigala
pada abad-abad lampau lebih agresif. Serigala yang cenderung pemalu pada
masa modern ini sesungguhnya adalah hasil dari seleksi alam. Pandangan
ini juga didasarkan pada fakta kalau korban tewas akibat serangan
serigala pada masa modern ini pada umumnya adalah anak-anak. Jika ada
orang dewasa yang menjadi korban, maka umumnya adalah wanita.
Tetapi teori ini gagal
menjelaskan karakteristik dan rupa makhluk ini yang sama sekali tidak
terlihat seperti serigala. Teori lain menyebutkan kalau makhluk itu
adalah hasil perkawinan silang antara seekor anjing dengan serigala
liar. Ini ditunjukkan dengan ukuran tubuh dan warna bulunya yang tidak
biasa.
Spekulasi ini didukung oleh
naturalis bernama Michel Louis yang menulis buku berjudul "The Beast of
Gevaudan: The Innocence of Wolves". Menurut Louis, sebagian penduduk
desa mengaku pernah melihat Jean Chastel bersama seekor anjing mastiff
besar berwarna merah. Ia percaya kalau anjing itu adalah Beast of
Gevaudan yang sesungguhnya.
Louis juga percaya kalau
kemampuan anjing itu untuk menahan peluru mungkin karena ia dikenakan
pakaian dari kulit babi hutan yang juga menjelaskan warna bulunya yang
aneh. Dengan kata lain, Louis percaya kalau makhluk itu adalah
peliharaan Chastel sendiri.

Selain teori-teori itu, beberapa
Cryptozoologyst percaya kalau makhluk itu mungkin adalah keturunan
sejenis hewan purba Mesonychid yang dengan suatu cara berhasil bertahan
hidup di masa modern ini. Tetapi, sama seperti teori lainnya, tidak ada
argumen pendukung yang cukup kuat untuk meneguhkan teori ini.
Teori lain muncul pada Oktober
2009 ketika History Channel menayangkan sebuah film dokumenter yang
berjudul The Real Wolfman. Pada tayangan itu, Beast of Gevaudan disebut
sebagai Hyena Asia yang sudah punah di Eropa. Namun, tidak semua
sependapat dengan pandangan ini karena Hyena hanya memiliki 34 gigi.
Sedangkan berdasarkan hasil otopsi mayat korban, Beast of Gevaudan
memiliki 42 gigi.

Jadi, tidak ada kesimpulan yang pasti
dan kita masih menebak-nebak identitas monster itu. Namun, yang pasti,
tidak ada yang bisa membantah kalau pada tahun 1764 di Perancis, lebih
dari 100 orang tewas mengenaskan akibat serangan binatang buas yang
misterius.
Sumber : xfile-enigma