Perempuan memang sudah selayaknya merangkap peran menjadi manajer sekaligus akuntan dalam sebuah rumah tangga. Apalagi jika kita dipercaya oleh suami kita untuk memegang dan mengatur seluruh keuangan dan pengeluaran keluarga.
Dalam hal ini, penting untuk dilakukan perencanaan keuangan keluarga terlebih dahulu, agar seluruh kebutuhan dalam keluarga dapat tercukupi tanpa harus terjadi defisit atau kekurangan biaya. Tentu kita pun paham betul bukan? Tidak baik selalu mengandalkan adanya kesempatan berhutang untuk menutup kekurangan biaya yang dikeluarkan keluarga.
Dalam melakukan atau membuat perencanaan keuangan keluarga, harus diperhatikan beberapa aspek seperti usia dan kebutuhan anak, pengeluaran harian, pengeluaran periodikal, biaya pendidikan, tabungan, dan lain sebagainya. Mengapa usia anak pun harus diperhatikan? Tentu karena kebutuhan anak meningkat seiring dengan bertambahnya usia anak tersebut.
Perencanaan keuangan keluarga yang baik dapat berjalan lancar dan bisa sangat membantu kita dalam mengatur dan mencukupi kebutuhan keluarga hanya jika ditaati dan dijalani dengan disiplin dan komitmen yang tinggi. Tanpa kedua hal tersebut, sia-sia saja kita merencanakan keuangan karena toh pengeluaran tetap tak terkendali.
Menabung merupakan salah satu aspek penting dalam mengatur perencanaan keuangan keluarga dengan cermat. Dengan menyisihkan sekitar 10% dari gaji atau pendapatan yang diterima setiap bulannya, kita bisa memiliki ‘pegangan’ dan tambahan pemasukan untuk pengeluaran yang tak terduga dan jika kita membutuhkan dana yang cukup besar di masa depan.
Bayangkan jika kita sekeluarga tinggal di tempat yang sangat jauh dari rumah orang tua, dan suatu hari kita harus pulang atau ‘mudik’ karena suatu hal. Tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk itu. Jika kita telah memiliki tabungan, kita tak perlu bingung mencari dana untuk perjalanan pulang-pergi ke rumah orang tua atau mertua sampai-sampai harus berhutang.
Selain menabung untuk keperluan mendadak, kita perlu memikirkan juga mengenai tabungan pendidikan untuk anak, apalagi kita menginginkan anak kita sekolah hingga jenjang perguruan tinggi.
Biaya sekolah dan biaya lain-lain seperti biaya study tour atau biaya pengerjaan tugas anak bisa sangat tinggi dewasa ini, terutama pada sekolah yang tergolong baik kualitasnya. Dengan memiliki tabungan pendidikan, membayar uang sekolah anak tidak akan menjadi terlalu berat.
Mengalokasikan sebagian pemasukan untuk melunasi cicilan utang pun harus diperhatikan dengan cermat. Cicilan utang yang dimaksudkan di sini termasuk biaya kartu kredit serta biaya cicilan rumah dan kendaraan.
Usahakan untuk tidak membeli sesuatu yang terlalu mewah namun dengan harganya yang sangat tinggi diatas kemampuan kita untuk membayar atau melunasi cicilan. Sesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarga anda, dan usahakan untuk tidak berhutang. Tentu kita pun paham bahwa tidak baik hidup dengan istilah gali lubang tutup lubang.
Berkaitan dengan ungkapan tersebut, cermat dalam membuat perencanaan keuangan keluarga pun penting agar kita dan keluarga bisa mengatur pengeluaran sebaik mungkin. Jangan sampai kita sekeluarga ‘kalap’ di awal bulan dengan berboros-boros namun kemudian harus berhutang untuk mencukupi kebutuhan harian setelahnya.
Jika kita memiliki hutang, di awal bulan kita harus mengalokasikan sebagian pemasukan kita untuk melunasi hutang dan bisa saja, di akhir bulan kita berhutang lagi karena uang bulanan semakin menipis. Jangan biarkan hal ini terjadi!
Perempuan yang baik adalah perempuan yang mampu mengatur keuangan keluarga dengan cermat. Lebih baik berhemat daripada harus terjerat rantai hutang.
Setelah menyisihkan uang untuk menabung, melunasi cicilan, dan membayar tagihan, kita tinggal mengatur sisa pemasukan untuk kehidupan selama sebulan. Dari sisa pemasukan ini, kita dapat mengetahui apakah kita bisa sering-sering pergi berbelanja dan membeli barang yang kita dan keluarga inginkan atau harus bersabar sebelum bisa memilikinya. (Prp/Terbeken)
Dalam hal ini, penting untuk dilakukan perencanaan keuangan keluarga terlebih dahulu, agar seluruh kebutuhan dalam keluarga dapat tercukupi tanpa harus terjadi defisit atau kekurangan biaya. Tentu kita pun paham betul bukan? Tidak baik selalu mengandalkan adanya kesempatan berhutang untuk menutup kekurangan biaya yang dikeluarkan keluarga.

Dalam melakukan atau membuat perencanaan keuangan keluarga, harus diperhatikan beberapa aspek seperti usia dan kebutuhan anak, pengeluaran harian, pengeluaran periodikal, biaya pendidikan, tabungan, dan lain sebagainya. Mengapa usia anak pun harus diperhatikan? Tentu karena kebutuhan anak meningkat seiring dengan bertambahnya usia anak tersebut.
Perencanaan keuangan keluarga yang baik dapat berjalan lancar dan bisa sangat membantu kita dalam mengatur dan mencukupi kebutuhan keluarga hanya jika ditaati dan dijalani dengan disiplin dan komitmen yang tinggi. Tanpa kedua hal tersebut, sia-sia saja kita merencanakan keuangan karena toh pengeluaran tetap tak terkendali.
Menabung merupakan salah satu aspek penting dalam mengatur perencanaan keuangan keluarga dengan cermat. Dengan menyisihkan sekitar 10% dari gaji atau pendapatan yang diterima setiap bulannya, kita bisa memiliki ‘pegangan’ dan tambahan pemasukan untuk pengeluaran yang tak terduga dan jika kita membutuhkan dana yang cukup besar di masa depan.
Bayangkan jika kita sekeluarga tinggal di tempat yang sangat jauh dari rumah orang tua, dan suatu hari kita harus pulang atau ‘mudik’ karena suatu hal. Tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk itu. Jika kita telah memiliki tabungan, kita tak perlu bingung mencari dana untuk perjalanan pulang-pergi ke rumah orang tua atau mertua sampai-sampai harus berhutang.
Selain menabung untuk keperluan mendadak, kita perlu memikirkan juga mengenai tabungan pendidikan untuk anak, apalagi kita menginginkan anak kita sekolah hingga jenjang perguruan tinggi.
Biaya sekolah dan biaya lain-lain seperti biaya study tour atau biaya pengerjaan tugas anak bisa sangat tinggi dewasa ini, terutama pada sekolah yang tergolong baik kualitasnya. Dengan memiliki tabungan pendidikan, membayar uang sekolah anak tidak akan menjadi terlalu berat.
Mengalokasikan sebagian pemasukan untuk melunasi cicilan utang pun harus diperhatikan dengan cermat. Cicilan utang yang dimaksudkan di sini termasuk biaya kartu kredit serta biaya cicilan rumah dan kendaraan.
Usahakan untuk tidak membeli sesuatu yang terlalu mewah namun dengan harganya yang sangat tinggi diatas kemampuan kita untuk membayar atau melunasi cicilan. Sesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarga anda, dan usahakan untuk tidak berhutang. Tentu kita pun paham bahwa tidak baik hidup dengan istilah gali lubang tutup lubang.
Berkaitan dengan ungkapan tersebut, cermat dalam membuat perencanaan keuangan keluarga pun penting agar kita dan keluarga bisa mengatur pengeluaran sebaik mungkin. Jangan sampai kita sekeluarga ‘kalap’ di awal bulan dengan berboros-boros namun kemudian harus berhutang untuk mencukupi kebutuhan harian setelahnya.
Jika kita memiliki hutang, di awal bulan kita harus mengalokasikan sebagian pemasukan kita untuk melunasi hutang dan bisa saja, di akhir bulan kita berhutang lagi karena uang bulanan semakin menipis. Jangan biarkan hal ini terjadi!
Perempuan yang baik adalah perempuan yang mampu mengatur keuangan keluarga dengan cermat. Lebih baik berhemat daripada harus terjerat rantai hutang.
Setelah menyisihkan uang untuk menabung, melunasi cicilan, dan membayar tagihan, kita tinggal mengatur sisa pemasukan untuk kehidupan selama sebulan. Dari sisa pemasukan ini, kita dapat mengetahui apakah kita bisa sering-sering pergi berbelanja dan membeli barang yang kita dan keluarga inginkan atau harus bersabar sebelum bisa memilikinya. (Prp/Terbeken)